Tari Topeng Cirebon
Kesenian topeng Cirebon merupakan penjabaran dari cerita Panji dimana dalam satu kelompok kesenian topeng terdiri dari dalang (yang menarasikan kisahnya) dan enam orang pemuda yang mementaskannya diiringi oleh empat orang musisi gamelan atau dalam bahasa Cirebon disebut dengan Wiyaga. Hal ini diungkapkan oleh Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java
2. Sejarah Tari Topeng Cirebon
3. Fungsi dan Makna Tari Topeng Cirebon
Unsur-unsur yang terdapat dalam seni tari topeng Cirebon mempunyai arti simbolik dan penuh pesan-pesan terselubung, baik dari jumlah topeng, warna topeng, jumlah gamelan pengiring dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan upaya para Wali dalam menyebarkan agama Islam dengan menggunakann kesenian Tari Topeng setelah media dakwah kurang mendapat respon dari masyarakat pada masa itu.
Jumlah Topeng / Kedok seluruhnya ada 9 (sembilan ) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggananom dan Aki –aki. Dari kesembilan Topeng / Kedok tersebut yang dijadikan sebagai Kedok pokok hanya 5 (lima ) buah. Kelima karakter pokok topeng yang berbeda yaitu :
Jumlah Topeng / Kedok seluruhnya ada 9 (sembilan ) buah, yaitu : Panji, Samba atau Pamindo, Rumyang, Tumenggung atau Patih, Kelana atau Rahwana, Pentul, Nyo atau Semblep, Jinggananom dan Aki –aki. Dari kesembilan Topeng / Kedok tersebut yang dijadikan sebagai Kedok pokok hanya 5 (lima ) buah. Kelima karakter pokok topeng yang berbeda yaitu :
- Topeng Panji. Digambarkan sebagai sosok manusia yang baru lahir, penuh dengan kesucian, gerakannya halus dan lembut. Tarian ini bagi beberapa pengamat tarian merupakan gabungan dari hakiki gerak dan hakiki diam dalam sebuah filosofi tarian.
- Topeng Samba, menggambarkan fase ketika manusia mulai memasuki dunia kanak-kanak, digambarkan dengan gerakan yang luwes, lincah dan lucu.
- Topeng Rumyang merupakan gambaran dari fase kehidupan remaja pada masa akhil balig
- Topeng Tumenggung, gambaran dari kedewasaan seorang manusia, penuh dengan kebijaksanaan layaknya sosok prajurit yang tegas, penuh dedikasi, dan loyalitas seperti pahlawan
- Topeng Kelana/Rahwana merupakan visualisasi dari watak manusia yang serakah, penuh amarah, dan ambisi. Sifat inilah yang merupakan sisi lain dari diri manusia, sisi “gelap” yang pasti ada dalam diri manusia. Gerakan topeng Kelana begitu tegas, penuh dengan ambisi layaknya sosok raja yang haus ambisi duniawi.
tetap lestarikan budaya indonesia
terima kasih
segera daftarkan diri anda menjadi
publisher
Tidak ada komentar:
Posting Komentar