Ada beberapa versi tentang asal-usul munculnya anak-anak
rambut gimbal seperti di Dieng. Versi yang pertama ialah zaman dahulu kala
rambut gimbal di percaya sebagai titipan Kyai Kolodete. Kyai Kolodete merupakan
salah satu tokoh yang membuka atau babad alas Wonosobo dan Kyai Kolodete juga
berambut gimbal. Konon Kyai Kolodete sangat menyukai dan menyayangi anak-anak
kecil. Karena saking sayangnya Kyai Kolodete menitipkan rambut gimbal beliau
kepada anak-anak di Wonosobo. Beliau berpesan bahwa anak-anak yang memiliki
rambut gimbal merupakan keturunannya dan pesan beliau jangan sekali
disia-siakan karena anak ini sangatlah istimewa.
Versi kedua tentang asal usul anak rambut gimbal ialah Kyai
Kolodete merupakan seorang pejuang yang memiliki rambut gimbal. Konon katanya
rambut gimbal yang dimiliki Kyai Kolodete sangatlah panjang hingga sampai
telapak kaki. Nah rambut gimbal beliau dianggap mengganggu saat perang tiba
sehingga dititipkan kepada anak-anak yang disayanginya.
Versi ketiga tentang asal mula tumbuhnya anak rambut gimbal
menyebutkan bahwa Kyai Kolodete memiliki rambut gimbal sejak lahir hingga
wafat.
Rambut gimbal yang dimiliki sangat mengganggu beliau sehingga ketika akan meninggal beliau berpesan kepada anak cucunya untuk mewarisi rambut gimbalnya . Kyai Kolodete telah mewariskan atau menitipkan rambut gimbal beliau kepada anak cucunya yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Roh Kyai Kolodete kemudian menjadi penguasa di daerah pegunungan Dieng.
Rambut gimbal yang dimiliki sangat mengganggu beliau sehingga ketika akan meninggal beliau berpesan kepada anak cucunya untuk mewarisi rambut gimbalnya . Kyai Kolodete telah mewariskan atau menitipkan rambut gimbal beliau kepada anak cucunya yang berada di Dataran Tinggi Dieng. Roh Kyai Kolodete kemudian menjadi penguasa di daerah pegunungan Dieng.
Rambut gimbal yang tumbuh di kalangan anak-anak Wonosobo
atau Dieng muncul bukan dari bawaan lahir atau sejak lahir. Melainkan setelah
beberapa bulan atau tahun kurang lebih keltika anak tersebut beranjak 2 tahun
itu muncul. Kemunculan tumbuh rambut gimbal datang secara tiba-tiba yakni
ditandai dengan sakit panas dan esok harinya tiba-tiba rambutnya telah melekat
satu dengan lainnya atau menjadi gimbal. Meskipun dikeramasi rambut yang telah
gimbal tersebut tidak kembali seperti semula dan harus dilakukan upacara
ruwatan agar rambut mereka tumbuh normal kembali.
Ketika berkunjung ke Dieng atau Wonosobo dan menemui
anak-anak rambut gimbal, mereka memiiki tipe rambut gimbal yang beraneka ragam
yaitu:
Gimbal Pari, rambut gimbal yang tumbuh memanjang membentuk
ikatan kecil-kecil menyerupai bentuk padi.
Gimbal jatha, rambut gimbal yang memiliki sekumpulan rambut
gimbal yang besar besar tetapi tidak lekat menjadi Satur.
Gembel Wedhus, merupakan rambut gimbal yang menyerupai bulu
domba.
2. Bagaimana pelaksanaan upacara ruwatan anak rambut gimbal
Dieng
Untuk menghilangkan sukerta anak-anak rambut gimbal harus
dengan cara upacara ruwatan rambut gimbal yakni dengan mencukur rambut yang
gimbal tersebut. Sebelum dilaksanakan pencukuran ada beberapa hal atau syarat
yang harus dipenuhi yakni permintaan anak yang berambut gimbal tersebut harus
disediakan.
Sebelum upacara pencukuran atau ruwatan anak berambut gimbal mempunyai beberapa keinginan yang harus terkabulkan. Jika keinginan mereka tidak disiapkan meskipun mengadakan upacara ruwatan gimbal anak-anak tersebut akan tumbuh kembali. Biasanya permintaan yang sering diajukan
berupa makanan anak-anak maupun mainan anak-anak seperti sepeda dan lain-lain.
Sebelum upacara pencukuran atau ruwatan anak berambut gimbal mempunyai beberapa keinginan yang harus terkabulkan. Jika keinginan mereka tidak disiapkan meskipun mengadakan upacara ruwatan gimbal anak-anak tersebut akan tumbuh kembali. Biasanya permintaan yang sering diajukan
berupa makanan anak-anak maupun mainan anak-anak seperti sepeda dan lain-lain.
Upacara ruwatan rambut gimbal selayaknya sebuah acara
khitanan. Ada upacara individual ataupun upacara masal. Upacara ruwatan
individual biasanya dilaksanakan secara pribadi di masing-masing rumah
sedangkan upacara missal biasanya dilaksanakan bersamaan oleh beberapa anak
yang memiliki rambut gimbal. Untuk upacara masal rambut gimbal biasanya
diadakan di Dieng Plateau area, di beberapa obyek wisata Dieng sebagai contoh
di Telaga Warna, Telaga pengilon dan Komplek Gua, di area Telaga Cebong maupun
di area Komplek Candi Arjuna Dieng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar